DRAF TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH STAIN SAMARINDA
PENDAHULUAN
A. Landasan Pemikiran
Tradisi ilmiah adalah peradigma perguruan tinggi. tradisi ini Adalah suatu keniscayaan bagi setiap civitas akademika dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Tradisi ini penting sebab perguruan tinggi adalah garda terdepan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah baik melalui berbagai ragam kajian, penelitian dan aktivitas keilmuan lainnya.
Salah satu indikator bahwa tradisi ini telah membumi di perguruan tinggi dapat diukur dari munculnya karya-karya ilmiah dalam bentuk tulisan seperti skripsi, tesis, disertasi, hasil penelitian, makalah, jurnal dan bentuk tulisan lainnya oleh setiap komponen di dalamnya baik mahasiswa, dosen maupun tenaga kependidikan lainnya secara kualified.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda sebagai salah satu perguruan tinggi yang mempunyai stressing kajian dalam ilmu-ilmu keislaman (Islamic studies) dalam setiap aktivitas keilmuannya diharapkan mempunyai paradigma ilmiah seperti diatas. Hal ini menjadi tantangan sekaligus dapat menjadi spirit tersendiri untuk senantiasa berupaya melakukan pemberdayaan kelembagaan melalui berbagai program-program peningkatan mutu akademik.
sebagai salah satu lembaga di STAIN Samarinda, Unit Peningkatan Mutu Akademik (UPMA) mempunyai tanggung jawab besar untuk selalu cermat sebagai motor dalam melakukan program-program inovatif peningkatan system akademik. Prespektif UPMA, guna mewujudkan tradisi ilmiah dalam bentuk karya tulis ilmiah, maka tersusunnya sebuah pedoman dasar penulisan karya tulis ilmiah bagi STAIN Samarinda menjadi hal yang sangat urgen.
Tersusunnya pedoman sebagaimana dimaksud bukanlah suatu aturan baku dan final dalam tata cara penulisan karya ilmiah, tetapi lebih dimaksudkan sebagai konsistensi penulisan karya ilmiah yang berlaku di STAIN Samarinda.
Guna merealisasikan gagasan diatas, Unit Peningkatan Mutu Akademik (UPMA) mencanangkan program peningkatan mutu akademik dalam bentuk “Desain Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah STAIN Samarinda”. Desain TPKI ini dimunculkan dari workshop peningkatan mutu STAIN Samarinda yang pesertanya terdiri dari seluruh dosen STAIN Samarinda dengan harapan hasilnya dapat menjadi patokan bersama, Amin.
B. Maksud dan Tujuan Program Desain TPKI
Program Desain Teknik Penulisan Karya Ilmiah ini dimaksudkan dan bertujuan mencari patokan atau pedoman tentang konsistensi teknik penulisan Karya Ilmiah. Dengan program ini diharapkan civitas akademika STAIN Samarinda mempunyai standar teknik karya tulis ilmiah, baik pedoman penulisan karya penelitian mahasiswa (skripsi), tesis, disertasi, penelitian dosen, jurnal dan makalah.
Guna mewujudkan keinginan diatas, Unit Peningkatan Mutu Akademik (UPMA) STAIN Samarinda mencoba mengkaji materi-materi terkait melalui Workshop pengembangan Akademik yang salah satu grand materinya adalah teknik penulisan Karya tulis Ilmiah. Workshop ini dilaksanakan pada tanggal 10 – 13 Agustus 2005 di Aula Perpustakaan (lt 1) STAIN Samarinda.
C. Target Program Desain TPKI
Target program ini adalah tersusunnya pedoman teknik penulisan karya tulis ilmiah STAIN Samarinda dalam bentuk buku pedoman TPKI STAIN Samarinda.
BAGIAN II
GAMBARAN UMUM KARYA TULIS ILMIAH
A. Pengertian
1. skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dan telah dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi strata satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
2. tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji, untuk mempereoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkap masalah ilmiah tertentu dan memecahkan secara analitis kritis.
3. Disertasi
Desertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelasaian studi pada tingkat strata tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar doktor (DR). Pembahasan dalam desertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan keagaman yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan. Untuk itu, pembahasan harus menggunakan pendekatan multi disipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
4. makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian, yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah ( seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa.
Untuk penulisan makalah, rencana penelitian tidak diperlukan Mengingat sifatnya sederhana
B. Jenis-jenis penelitian
a) Penelitian Pustaka (Library Research)
Jenis penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dimana data-data yang dihimpun bersumber dari buku-buku literatur, baik berupa buku ilmiah, majalah, jurnal ilmiah, dan makalah-makalah hasil seminar yang relevan (maupun yang tidak relevan-sebagai perbandingan) dengan tema pokok penelitian mahasiswa. Sumber yang akan dikutip sedapat mungkin mengacu kepada sumber primer, misalnya; mengutip sebuah hadis atau penafsiran terhadap sebuah ayat hendaknya dikutip dari sumber asli, bukan dari terjemahan.
Adapun bagian krusial yang harus dimiliki oleh penelitian kepustakaan ini adalah adanya pendirian penulis/pendapat penulis, karena mengingat penelitian kepustakaan merupakan penelitian konseptual yang nota bene adalah hasil pemikiran penulis (mahasiswa) mengenai topik yang dibahas, yang dikembangkan dari analisis terhadap permasalahan-permasalahan yang sama dan telah dipublikasikan sebelumnya.
Jadi, penelitian kepustakaan bukanlah sekedar kumpulan cuplikan-cuplikan dari sejumlah artikel, buku ilmiah, apalagi pemindahan tulisan dari sejumlah sumber, tapi penelitian kepustakaan adalah hasil analitis dan pemikiran kritis penulisnya.
b) Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dimana data-data utama yang dihimpun bersumber dari lapangan, adapun buku literatur digunakan dalam penelitian ini sebagai landasan teori; baik berupa buku ilmiah, majalah, jurnal ilmiah, maupun makalah-makalah hasil seminar yang relevan (maupun yang tidak relevan-sebagai perbandingan) dengan tema pokok penelitian mahasiswa.
Adapun bagian krusial yang harus dimiliki pada jenis penelitian lapangan ini adalah adanya objek penelitian yang jelas. karena mengingat penelitian jenis ini memiliki populasi dan atau responden, maka perlu ditegaskan ciri-ciri dan batasan populasi serta proses samplingnya. Selain itu perlu pula ditegaskan judul-judul buku utama dan dokumen-dokumen yang menjadi sumber data. Pada penggunaan teknik pengumpulan data (berupa angket, observasi, interviu), maka perlu menjelaskan alasan penggunaan teknik-teknik tersebutserta proses yang ditempuh, dan data yang dicari.
BAGIAN III
PERSIAPAN MENULIS KARYA ILMIAH
Dalam menyusun sebuah karya tulis ilmiah baik berupa skripsi untuk program Strata 1 (S1) , tesis untuk Program Strata 2 (S2), disertasi untuk Program strata 3 (S3) atau doktoral, jurnal, artikel dan makalah maupun karya penelitian lainnya, maka di butuhkan beberapa persiapan penulisan sebelum melakukan langkah-langkah pembuatan karya ilmiah. Persiapan-persiapan tersebut antara lain : penentuan pokok masalah, penyusunan kerangka, pembuatan gambaran isi dan pengumpulan bahan-bahan.
A. Penentuan Pokok Masalah
Pokok masalah yang akan dikaji dan dibahas dalam sekripsi, tesis dan disertasi harus berhubungan dengan disiplin ilmu yang akan dikembangkan sebagai profesi mahasiswa yang bersangkutan. Pokok masalah ini bisa berupa hal-hal yang berhubungan dengan bidang studi yang merupakan mata kuliah komponen Program studi, jurusan di tingkatan STAIN maupun fakultas di IAIN. Khusus dalam Tesis dan disertasi, pokok masalah yang akan dibahas harus berkaitan dengan bidang ilmu yang dikaji. Pokok masalah tersebut harus terkandung secara implisit di dalam judul tesis dan disertasi.
B. Penyusunan Kerangka
Pokok masalah yang sudah dipilih untuk di bahas dalam skripsi, tesis atau disertasi harus dirinci menjadi bagian-bagian yang saling berkaitan. Bagian-bagian itu dapat dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan spesifik. Seperti bagian-bagaian yang lebih besar, bagaian-bagian yang lebih kecil pun harus saling berakaitan.
Judul dalam masing-masing bab hendaknya langsung ke arah materi yang akan di bahas, bukan pokok bab yang bersangkutan seperti : landasan teori, hasil penelitian, analisis dan sebagainya. Pokok-pokok masalah yang sudah dirinci ini dinamakan kerangka.
Contoh kerangka :
PEMBINAAN KELUARGA SEJAHTERA
DALAM PRESPEKTIF ISLAM
BAB I. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
II. Rumusan Masalah
III. Tujuan Penelitian
IV. Definisi Operasional
V. Alasan Pemilihan Judul
VI. Kegunaan Penelitian
VII. Metodologi Penelitian
VIII. Telaah Pustaka dan Kerangka Teori
IX. Sistematika Penulisan
BAB II ISLAM DAN PEMBENTUKAN KELUARGA
A. Pengertian, sumber dan pokok-pok Ajaran Islam tentang keluarga
B. Sistem Perkawinan menurut Ajaran Islam
C. Hubungan antara Keluarga dan Masyarakat
BAB III UNSUR-UNSUR KESEJAHTERAAN DALAM SISTEM PERKAWINAN ISLAM
A. Persiapan menuju Perkawinan
B. Dalam Rumah Tangga
BAB IV ISLAM DAN PEMBINAAN KELUARGA SEJAHTERA
A. Pengertian dan Kriteria Keluarga Sejahtera dalam Islam
B. Langkah-langkah menuju Keluarga Sejahtera
C. Keluarga dalam Islam adalah Keluarga Sejahtera.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran dan Rekomendasi
Bila ada saran hendaknya disatukan dengan kesimpulan.
C. Pembuatan Gambar Isi
Yang dimaksud dengan gambaran isi adalah pokok-pokok yang dianggap penting yang akan dibahas dalan sekripsi, tesis, disertasi dan lain sebagainya. Meskipun, uraian terinci sekripsi, tesis dan disertasi belum tersusun, gambran isi sudah ada dalam pikiran penulis. Dengan demikian, hendaknya penulis telah mempunyai pokok – pokok isi karya tulis serta merupakan pokok-pokok terpenting dalam karya ilmiahnya.
D. Pengumpulan Bahan
Sebelum skripsi, tesis dan disertasi ditulis, bahan-bahannya harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu, sesuai dengan penelitian yang akan digunakan.
1. Penelitian Kepustakaan
Jika jenis penelitiannya kepustakaan, maka bahan-bahan yang perlu dipersiapkan dalam penelitian diantaranya dokumen-dokumen, buku-buku sumber, majalah, surat kabar. Sumber-sumber itu harus relevan dengan pokok masalah yang dibahas. Sumber yang akan digunakan adalah (untuk skripsi sedapat mungkin) sumber primer, misalnyadalam mengutip hadis, sumber yang digunakan adalah kitab hadis riwayat yang bersangkutan, bukan dari riwayat atau kitab lain.
Jumlah buku yang dijadikan sumber penulisan itu paling sedikit 15 judul untuk penulisan skripsi, 25 judul untuk tesis, dan 40 judul untuk desertasi.
Buku-buku yang dijadikan sumber tersebut ditulis dalam daftar pustaka yang disususn secara alfabetis berdasarkan nama pengarangnya.
Ada kemungkinan daftar pustaka yang dibuat sebelum menulis skripsi, tesis, atau desertasi berbeda dengan daftar yang tercantum dalam skripsi, tesis, atau desertasi yang sudah selesai ditulis. Perbedaan yang semacam itu memang dibenarkan, karena memang ada mahasiswa yang bersangkutan menemukan sumber yang lebih relevan, atau menyadari sumber sebelumnya itu dipandang tidak relevan lagi.
2. Penelitian Lapangan
Bagi mahasiswa yang menggunakan penelitian lapangan bagi penulisan skripsi, tesis, atau desertasinya obyek penelitiannya harus sudah ditentukan sebelumnya.
Dalam hal ini mahasiswa yang bersangkutan harus mempertimbangkan relevansi antara teknik pengumpulan data yang digunakan, instrumen yang dipakai, sumber data tempat informasi diperoleh, sifat dat yang dicari dan tujuan yang ingin dicapai. Di samping itu, mahasiswa yang bersangkutan harus pula menjelaskan kerangka teoriyang akan digunakan dan paradigma-paradigmanya.
Dalam uraian-uraian (bab-bab) selanjutnya dalam buku pedoman ini, untuk skripsi, tesis dan desertasi dipergunakan kata “karya tulis”, sedaqng dalam judul bab, sub-sub bab tetap ditulis perkataan skripsi, tesis dan desertasi
BAGIAN IV
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH
A. Maksud Sistematika Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi, dan makalah
Yang dimaksud dengan sistematika penulisan karya tulis disini adalah cara menempatkan tulisan yang berisi unsur-unsur topik dan urutan-urutannya sehingga merupakan kesatuan karangan ilmiah yang tersusun secara sistematis dan logis.
B. Urutan Isi
Urutan isi sebuah karya tulis yang lengkap adalah sebagai berikut :
I. Bagian Awal, terdiri dari :
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
c. Halaman Persetujuan Pembimbing
d. Halaman Pengesahan
e. Halaman Persembahan
f. Motto
g. Abstrak
h. Kata Pengantar
i. Daftar isi
j. Daftar Tabel
k. Daftar ilustrasi/gambar
II. Bagian Tengah, terdiri dari :
a. Pendahuluan
b. Uraian masalah yang dibagi menjadi bab-bab
c. Kesumpulan
III. Bagian Akhir, terdiri dari :
a. Daftar Pustaka
b. Daftar Riwayat Hidup
c. Lampiran dan lain-lain yang perlu seprti apendiks dsb.
C. Cara Penyajian
1. Bagian Awal
a) Halaman Sampul dan Halaman Judul
Sampul memuat judul karya tulis, maksud penelitian, lambang STAIN, nama dan nomor indul mahasiswa (NIM), nama jurusan atau fakultas dan program studi, nama STAIN dan tahun penyelesaian, warna sampul skripsi mahasiswa STAIN Samarinda adalah adalah hijau untuk jurusan Tarbiyah, Hitam untuk Jurusan Syari’ah dan merah untuk jurusan Dakwah. Sedang untuk tesis berwarna merah muda (pink) dan disertasi berwarna Biru.
Adapun Format halaman judul sama dengan halaman sampul. Halaman judul ini diketik pada kertas kuarto yang berwarna putih
b) Halaman persetujuan Pembimbing/Promotor
Halaman persetujuan merupakan bukti persetujuan oleh pembimbing dan asisten pembimbing yang dibuktikan dangan tanda tangan. Halaman persetujuan memuat judul Karya ilmiah, nama penyusun, nomor induk mahasiswa (NIM,) maksud persetujuan, nama pembimbing I dan pembimbing II dan tanggal persetujuan (Hijrah/Masehi).
Halaman ini ditandatangani oleh pembimbing I dan Pembimbing II setelah karya tulis siap dikoreksi, disetujui dan siap diujikan.
c) Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan merupakan pengesahan administratif dan akademik oleh tim penguji dan ketua STAIN. Unsur yang dimuat adalah judul skripsi, nama, NIM, maksud Pengesahan, waktu pelaksaan ujian, nama susunan tim penguji (Ketua tim, penguji utama, penguji I, Penguji II dan sekertaris) dan diketahui oleh ketua STAIN Samarinda.
Halaman Pengesahan ditandatangani oleh panitia ujian setelah karya tulis diperbaiki sesuai dengan petunjuk dan saran penguji dan anggota ujian lainnya.
d) Halaman Persembahan (Jika ada)
Halaman ini diperuntukan kepada mahasiswa atau penulis karya ilmiah untuk mengekspresikan persembahan karya ilmiah yang telah dibuat kepada orang-orang terdekat, terhormat, dan orang yang tekah berperan atas selesainya karya ilmiah tersebut terlebih untuk anggota keluarga.
e) Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari karya ilmiah yang dibuat penulis. Abstrak juga dapat disebut sebagai miniatur dari hasil penelitian yang telah disusun dalam bentuk skripsi. Sebagai miniatur dari skripsi abstrak memuat nama penyusun, judul skripsi, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan hasil penelitian serta kesimpulan.
f) Motto
Halaman ini diperuntukan kepada mahasiswa untuk menulis ekspresi dari semboyan hidup penulis. Motto dapat berupa Firman Allah SWT, Hadits, Diktum-diktum ulama, syair-syair islami dan kata-kata hikmah lainnya.
g) Kata Pengantar
Halaman pengantar berisi Tahmid kepada Allah swt dan Sholawat kepada nabi Muhammad Rosullah saw. Serta para sahabat setelah itu, dilanjutkan dengan tujuan penyusunan dan ucapan terima kasih kepada semua fihak yang memiliki peran dalam penyusunan karya ilmiah, ungkapan terima kasih diutarakan secara wajar, tidak berlebihan, tidak terlalu merendahkan diri dan tidak perlu ada ucapan permintaan maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam karya tulis yang bersangkutan, karena karya tulis yang ada merupakan karangan ilmiah yang bersifat objektif. Ucapan terima kasih disampaikan kepada antara lain :
1. Ketua/Rektor Perguruan Tinggi
2. Dekan/ Ketua Jurusan yang bersangkutan
3. Pembimbing atau promotor
4. Lembaga atau instansi tertentu tempat penulis mengadakan penelitian atau memperoleh informasi
5. pimpinan perpustakaan tertentu yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi pustaka
6. dosen-dosen dan lainnya yang telah memberikan tuntunan dan bantuan.
h) Daftar Isi
Out line atau daftar isi memuat secara rinci seluruh isi pokok-pokok karya ilmiah. Daftar Isi ini disususn secara spesifik tentang seluruh isi karya ilmiah dengan menunjukkan nomor isi yang bersangkutan dan nomor halaman tiap item yang bersangkutan. Cara-cara penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Bagian awal karya tulis ilmiah ditulis tanpa menggunakan nomor, dihubungkan dengan titik-tik hingga sambung dengan nomor halaman masing-masing isi. Nomor halaman bagian awal ini ditulis dengan angka romawi kecil.
2. Karya tulis dengan berbahasa latin, kata ‘BAB’ atau ‘CHAPTER’ ditepi sebelah kiri, kemudian diikuti nomor bab dan judul bab. Selanjutkan dibawah judul bab dicamtumkan nomor dan judul-judul dari bagian bab. Untuk nomor halaman dicantumkan disebelah kanan yang dihubungkan dengan titik-titik dengan bagian yang diberi nomor.
3. Karya tulis yang menggunakan bahasa Arab, kata ‘ ‘ dicantumkan ditengah-tengah diikuti dengan ‘ ‘, ‘ ‘, ‘ ‘, dan seterusnya. Judul bab ditulis dibawahnya. Selanjutnya bagian-bagian dari bab dicantumkan ditepi sebelah kanan beserta nomor-nomor bagian dengan sistem penomoran yang menggunakan huruf arab. Nomor Halamnan dicantumkan disebelah kiri dengan dihubungkan dengan titik-titik dengan bagian yang diberi nomor halaman itu.
i) daftar tabel
Jika dalam karya ilmiah memuat lebih dari lima buah tabel, maka maka perlu dibuatkan daftar tabel tersendiri beserta nomor tabel dan nomor halaman. Daftar tabel ini juga dimasukkan dalam daftar isi.
Kata ‘Daftar Tabel’ dicamtumkan di tengah-tengah halaman. Selanjutnya, judul-judul tabel dicantumkan secara berrutan dengan diberi nomor dengan diikuti nomor halaman yang memuatnya.
j) Daftar Ilustrasi/Gambar
Jika dalam suatu karya ilmiah terdapat lebih dari lima gambar/ilustrasi seperti diagram, grafik, dan sebagainya, maka diperlukan daftar ilustrasi/gambar tersendiri. Cara penyusunannya seperti pada daftar tabel.
2. Bagian Tengah
a) Pendahuluan
Isi Pendahuluan merupakan penjelasan-penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam bab-bab. Penjelasan-penjelasan ini dapat dirinci sebagai berikut :
1. alasan pemilihan problematika (pokok masalah). Alasan itu harus meyakinkan sehingga pokok masalah dapat dibahas lebih mendalam dalam sebuah karya ilmiah.
2. perumusan masalah itu disertai latar belakangnya yang sesuai
3. prosedur pemecahan masalah dijelaskan dengan menyebutkan metode-metode yang dipakai dan tata kerja yang akan ditempuh penulis. Lebih jelas langkah ini dibahas dalam sub bab, metodologi penelitian.
4. sumber-sumber yang ada relevansinya dan dapat dipertanggungjawabkan untuk memecahkan masalah tersebut.
5. Rangkuman karya tulis yang disusun secara singkat yang padat.
b) Bab.-Bab. Penguraian
Uraian karya tulis itu harus memuat tafsiran-tafsiran, analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan dan sebagainya yang merupakan jawaban terinci atas persoalan yang berhubungan dengan pokok-pokok pembahasan penulis secara proporsional.
Uraian tentang hal yang bersifat teoritis yang data-datanya diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan ditempatkan pada permulaan penguraian masalah. Data-data serta analisisnya yang diperoleh melalui penelitian dibicarakan setelah itu. Dan yang terakhir adalah kesimpulan.
c) Kesimpulan
Kesimpulan ditarik dari pembuktian atau dari uraian yang ditulis terdahulu dan bertalian erat dengan pokok masalah, dengan demikian tidak dapat dibenarkan apabila sesuatu yang dibahas dalam bab-bab penguraian diambil dari kesimpulan.
Kesimpulan bukanlah ikhtisar dari apa yang ditulis terdahulu. Ikhtisar dapat dilakukan, akan tetapi dengan tujuan untuk mencapai hubungan antara sekelompok data dan pokok masalah agar sampai kepada kesimpulan-kesimpulan tertentu. Bab ini juga dapat memuat uraian yang menunjukkan proses pemikiran untuk sampai pada kesimpulan itu. Data atau informasi baru tidak dapat dimasukkan dalam bab kesimpulan ini.
3. Bagian Akhir
a) Daftar Pustaka
Semua sumber kepustakaan, baik berupa ensiklopedi, buku-buku, majalah atau surat kabar perlu disusun dalam daftar khusus yang diletakkan pada akhir karya ilmiah. Apabila di antara sumber-sumber kepustakaan itu ada yang bertulisan selain huruf latin, ditulis dengan transliterasinya. Untuk karya tulis berbahasa arab, daftar pustaka yang berhuruf selain Arab, ditulis dengan huruf latin.
b) Lampiran
1. Isi lampiran
Isi lampiran adalah hal-hal yang merupakan kelengkapan pembahasan, akan tetapi tidak mempunyai kaitan yang terlalu langsung dengan masalah yang dibahas, misalnya angket, tanda bukti penelitian, hasil wawancara, tabel-tabel perhitungan dan lain-lain.
2. Urutan Lampiran
Urutan lampiran harus disusun sesuai dengan urutan antara masalah-masalah yang dibahas dalam tubuh karya tulis. Lampiran yang berhubungan dengan uraian masalah pada bab I lebih didahulukan daripada lampiran yang yang berhubungan dengan Bab II, dan seterusnya.
BAGIAN V
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan memberi pedoman dalam rangka menjaga konsistensi bentuk dan tulisan yang berlaku di STAIN Samarinda. Sehingga, aturan ini lebih bersifat teknik-lokalitas sesuai dengan aturan yang berlaku di institusi yang bersangkutan. teknik Penulisan ini terkait aturan beberapa hal antara lain : Penggunaan bahasa, Bentuk tulisan judul, jenis dan ukuran kertas, jumlah halaman, sistem kutipan, penomoran, transliterasi, catatan kaki, daftar pustaka, dan beberapa aturan teknik pengetikan terkait beberapa hal diatas.
A. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah bahasa Indonesia, inggris dan Arab. Penggunaan bahasa-bahasa tersebut haruslah baik dan benar sesuai kaidah bahasa yang baku. Yakni, dalam membahasakan isi sebuah karya tulis ilmiah harus disajikan dalam bahasa secara formal dan tepat, tidak berbeliti-belit dan langsung ke persoalan (to the point). untuk itu diperlukan bahasa yang lugas dan menggunakan ejaan yang benar. Tanda seperti koma, titik koma, titik, tanda seru dan sebagainya digunakan sebagaimana mestinya menurut ejaan bahasa yang sempurna. Adapaun tanda-tanda lain yang digunakan oleh penulis haruslah diberi keterangan maksud dan artinya.
B. Bentuk Tulisan Judul
1. Judul Karya Tulis dan Judul Bab.
Judul karya tulis dan judul bab ditulis dengan huruf kapital semua tanpa titik dan tanpa garis bawah. Judul di tulis ditengah-tengah halaman bagian atas karya tulis dengan sistem tebal (Bold). Judul yang panjang disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan.
2. Judul Sub-sub dan bagian-bagiannya
Judul sub-bab dan bagian-bagiannya yang lebih kecil lagi ditulis dengan dengan kapitalisasi, Artinya, setiap huruf awal kata, kecuali partikel, seperti: ke, dalam, dari dan sebagainya, ditulis dengan huruf kapital. Pada karya tulis yang menggunakan bahasa Arab sebagai ganti kapitalisasi, dipakai garis bawah, yaitu untuk judul sub bab dan sub-sub bab saja. Dan bagian yang lebih kecil tidak diberi garis bawah.
C. Jenis dan Ukuran Kertas
Kertas yang digunakan dalam penulisan karya tulis Ilmiah baik skripsi, tesis, disertasi, makalah, artikel jurnal dan bentuk karya lainnya di STAIN samarinda menggunakan kertas jenis HVS 80 miligram. Adapun kertas tersebut berukuran kuarto atau A4 210x297mm.
D. Jumlah Halaman
Jumlah halaman Karya ilmiah tidak ada batasan tertentu. Namun, untuk konsistensi dan menjaga kualitas sebuah karya tulis ilmiah, skripsi misalnya, sekurang-kurangnya harus 50 (lima puluh) halaman bagi karya berbahasa Indonesia dan 40 halaman bagi karya yang berbahasa asing ( Inggris dan Arab ).
E. Kutipan
Dalam penulisan karya ilmiah, secara garis besar terdapat 2 bentuk kutipan, sebagai berikut :
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah isi sebuah karya tulis ilmiah sebagai hasil pengutipan dari referensi asli dan langsung. Kutipan ini bentuknya sama dengan bentuk asli sebuah teks yang dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung sendiri ada beberapa bentuk.
a) Prosa
Kutipan dalam bentuk prosa yang panjangnya tidak lebih dari lima baris dimasukkan sebagai bagian teks karya tulis dan dituliskan diantara tanda petik rangkap. Bila macam tulisan teks (Latin dengan Arab atau sebaliknya), maka dipisahkan dari teks dan diketik sedemikian rupa sehingga tidak melanggar norma penulisan ilmiah dan estetika.
b) Puisi
Kutipan yang berbentuk puisi yang terdiri dari satu baris dimaksukkan sebagai bagian dari teks karya tulis dan dituliskan diantara tanda petik rangkap. Adapun Puisi yang terdiri dari dua baris atau lebih dipisahkan penulisannya dari karya tulis, tanpa tanda petik rangkap sebelum dan sesudahnya. Termasuk dalam puisi ini adalah syair ( شعر) dalam bahasa arab dan juga kata-kata mutiara atau حكم .
Contoh :
Yang bertuliskan huruf latin :
Kalau aku bicara pada-Mu, Tuhan
Bukan mau mengadukan dera dan derita
Tak kuharapkan kau berdiri di depan
Ke dahiku mengulaskan tangan mereka
Yang bertuliskan Arab
c) Ayat Al Qur’an dan al Hadist
Kutipan yang berasal dari beberapa ayat al Qur’an dan Hadist dituliskan dengan huruf Arab, sebagaimana aslinya. Caranya sama dengan yang disebutkan dalam prosa diatas. Bedanya, ayat-ayat al Qur’an yang dikutip perlu disebutkan nama, nomor Surat dan nomor ayat yang dikutip pada akhir kutipan dengan bingkai tanda kurung biasa. Sedangkan kutipan yang berasal dari hadist harus dilengkapi dengan sanad dan rawinya dengan bingkai tanda kurung biasa pula.
Contoh :
a. yang berasal dari ayat-ayat al Qur’an
....... Diantara ciri-ciri orang yang taqwa itu ialah sebagaimana yang diterangkan dalam firman Allah dalam al Qur’an :
b. contoh yang berasal dari Hadist
........ Zikrullah atau mengingat Allah SWT adalah cara yang efisien dalam mendekatkan diri kepadaNya, sebagaimana diterangkan dalam sabda Rasulullah SAW :
d) Anotasi
Bentuk kutipan langsung lain adalah anotasi. Anotasi adalah keterangan pendek yang dapat lebih memperjelas suatu pernyataan dalam karya tulis ilmiah. Kutipan ini dapat disisipkan sesudah kata-kata ungkapan kalimat yang diberi keterangan itu, dituliskan diantara tanda kurung besar jika kurang dari satu baris. Apabila anotasi itu sampai mencapai satu baris atau lebih, maka dituliskan sebagai catatan kaki.
Contoh :
Khalifah Abu Ja’far al Mansur (Khalifah kedua dari daulah Abbasiyah) memerintahkan Anas bin Malik untuk mengumpulkan semua Hadist yang ia ketahui.
e) Kalimat Elips
Kalimat elips juga merupakan bentuk kutipan langsung yang sering ditemui dalam sebuah karya tulis ilmiah. Kalimat elips merupakan kalimat yang bagian tertentunya ada yang dibuang. Kutipan yang berbentuk kalimat elips dimasukkan dalam bagian teks kecuali dituliskan diantara tanda petik rangkap dibatasi dengan tiga buah titik sebelum atau sesudahnya.
Kalimat Elips yang Dibuang Bagian Akhirnya.
Kalimat Elips yang dibuang bagian akhirnya, maka pengutipannya dengan cara kalimat yang dikutip dimasukkan ke dalam teks hingga bagian akhir yang ingin dikutip dengan ditambahkan tiga titik dibelakangnya, diantara bagian yang dikutip diapit dua tanda petik rangkap.
Contoh :
Sehubungan dengan hal-hal yang memperkuat pendidikan akhlak itu, Prof. Dr. Ahmad berpendapat diantaranya bahwa, “yang lebih penting memberi dorongan kepada pendidikan akhlak ialah supaya orang mewajibkan dirinya melakukan perbutan yang baik....”
Kalimat Elips yang dibuang bagian Awalnya
Kalimat Elips yang dibuang awalnya, tata cara pengutipannya sama dengan kalimat elips yang dibuang akhirnya. Bedanya, dibagian awalnya terlebih dahulu ditambah tiga titik dengan diapit tanda petik rangkap. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
Mengingat macam-macam hadist para ulama musthalah telah membaginya menjadi berpuluh-puluh macam. Sekalipun begitu “... semuanya berpokok pangkal pada pokok yang ketiga, yaitu sahih, hasan dan daif.”
o Kalimat Elips yang dibuang Bagian Awal dan Akhirnya
Para malaikat itu “... selalu taat menjalankan apa saja yang diperintahkan Allah ...”
o Kalimat Elips yang dibuang Bagian Tengahnya
“malaikat ... selalu taat menjalankan apa saja yang diperintahkan Allah kepada mereka.”
f) Interpolasi
Karena kutipan langsung harus diambil tepat sama dengan aslinya, apabila terdapat kesalahan dalam sumber kutipan dapat dilakukan koreksi dengan menulis (sic).
2. Kutipan tak langsung
Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung disini adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti saduran, ringkasan dan parafrase. Kutipan isi atau parafrase yaitu kutipan yang hanya mengambil isi atau maksud dari kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku sumber.
3. Teknik Pengetikan
a. Karya tulis diketik berspasi dua. Margin (jalur pinggir kertas) selebar 4 cm pada tepi kiri bagi karya yang menggunakan bahasa latin dan kanan bagi yang berbahasa Arab, 3 cm untuk lajur sebelah kanan bagi karya berbahasa latin dan lajur sebelah kiri bagi karya berbahasa Arab, 4 cm untuk tepi sebelah atas dan 3 cm untuk lajur bawah. Semuanya lajur tersebut haruslah dikosongkan.
b. Setiap lembar kertas harus diketik pada satu halaman saja
c. Pengetikan menggunakan komputer dengan bentuk font Times New Roman 12, Book Antiqua 12. Sedangkan bagi karya berbahasa arab menggunkan font Arabic Tradisional 14.
d. Pada alinea baru, ketikan baru dimulai setelah tujuh indentasi (ketukan) dari garis margin.
e. Antara teks dan catatan kaki ada batas berupa garis sepanjang empat belas ketukan tik dimulai dari garis margin kiri bagi karya yang tulis yang berhuruf latin dan dari margin kanan bagi karya tulis yang berhuruf Arab.
f. Nomor catatan kaki diketik setelah tujuh ketukan tik dari garis margin, sama dengan awal alinea baru jaraknya. Nomor ini diangkat sedikit ke atas garis biasa dan tidak diberi titik. Baris pertama dari catatan kaki diketik sesudah nomor tersebut tetapi pada baris biasa, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai dari garis margin dan diketik berspasi satu bagi yang bertulisan latin dan satu setengah bagi yang bertulisan Arab.
g. Bila dalam satu halaman terdapat lebih dari satu catatan kaki, maka jarak antara catatan kaki satu dengan catatan kaki yang lain adalah dua spasi.
Contoh :
1 Abdurrahman Wahid, ‘Pesantren Sebagai Sub Kultur”, dalam M. Dawam Raharjo (editor), Pesantren dan Pembaharuan, LP3ES, Jakarta, 1995, Halaman 39-60.
2 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren tentang Pandangan Hidup Kyai, LP3ES, Jakarta, 1982, Halaman 18.
h. Suatu catatan kaki tidak boleh dilanjutkan ke halaman berikutnya.
i. Catatan kaki harus diketik pada halaman yang sama dengan teks yang diberi catatan kaki itu.
j. Catatan kaki pada halaman teks yang tidak penuh tetap diketik pada bagian bawah halaman itu.
k. Judul buku dan nama sumber lainnya, singkatan seperti ibid, op.cit, loc.cit dalam catatan kaki diketik miring. Demikian juga kata-kata asing yang masih mengikuti ejaan aslinya.
l. Dalam memotong kata pada akhir baris harus dihindari pemotongan suku kata yang terdiri dari satu huruf, seperti : memula-i, apabila dan sebagainya. Suatu bilangan bernama tidak boleh dipotong, seperti : Rp. 5000, pukul 12. 00 WITA dan sebagainya. Bila nama itu di tulis setelah nama bilangan dan bukan singkatan, pemisahan boleh dilakukan, seperti : 10 kilometer, 15 rupiah dan sebagainya.
Demikian juga inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dari nama keseluruhan, seperti : H.A. Agus Salim, R.A. kartini dan sebagainya.
m. Dalam tulisan Arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata, termasuk kata ganti yang berhubungan dengan kata yang bersangkutan.
4. Sistem penomoran
a. Halaman-halaman dari bagian awal, nomor halamannya berupa angka romawi kecil, seperti: i,ii,iii, dan seterusnya. Dimulai dari halaman pengantar dan diletakkan ditengah bagian bawah halaman bagi yang bertulisan latin. Pada karya tulis yang bertulisan Arab, angka romawi kecil diganti dengan abjad Arab, seperti : , , , , , dan sebagainya.
b. Bagian teks, dari bagian penmdahuluan dan seterusnya, nomor halamannya berupa angka : 1, 2, 3 dan seterusnya bagi yang bertulisan latin dan angka Arab bagi yang bertulisan Arab. Nomor tersebut ditulis pada sudut kanan bawah untuk tiap halaman pertama dari masing-masing bab bagi yang bertulisan latin dan sudut kiri bawah bagi yang bertulisan Arab. Nomor 2 dan seterusnya ditulis disudut kanan atas bagi yang bertulisan latin dan kiri atas bagi yang bertulisan arab.
c. Bab di beri nomor dengan angka romawi besar seperti : BAB I, BAB II, BAB III dan seterusnya diletakkan ditengah atas judul bab bagi yang bertulisan latin. Sedangkan bagi yang beretulisan arab, bab itu ditulis penuh dengan huruf arab seperti : dan seterusnya.
d. Untuk penomoran digunakan sistem kombinasi antara angka romawi, angka arab, dan huruf latin. Bagi karya yang menggunakan huruf latin, maka urutan penomorannya itu ialah : angka romawi besar untuk nomor bab, dan huruf kapital, untuk sub-sub bab menggynakan angka secara bergantian.
e. Judul bab ditulis ditengah, baris pertama, kedua dan selanjutnya diketik ke margin pertama lagi. Judul sub-sub dimulai pada margin pertama dan judul sub-sub bab ditulis pada margin keempat, seperti contoh di bawah ini:
BAB II
ISLAM DAN PEMBENTUKAN KELUARGA
A. Pengertian, Sumber, dan Pokok-pokok Ajaran Islam
I. Pengertian dan Sumber Ajaran Islam
a. al Qur’an
1) As Sunnahf
a) .....................
(1) ......................
(a) .....................
B. Pokok-pokok Ajaran Islam
1. Pengertian Iman
a. ......................
1) .................
a) ................
2. Pengertian Islam
a. ......................
1) .................
a) ................
3. Pengertian Ihsan
a. ......................
1) .................
a) ................
Bagi Karya tulis yang menggunakan bahasa Arab, maka urutan penomorannya itu ialah : untuk bab dipakai bilangan tingkat (bahasa arab) yang ditulis dengan huruf. Untuk sub-sub dipakai abjad arab, suntuk sub sub bab dipakai angka arab dan seterusnya. Juga, judul-judul sub-sub, sub-sub bab diberi garis bawah.
Contoh :
ADA DUA HALAMAN ARAB
f. Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab ditulis berturut-turut sampai akhir bab dan dimulai dengan nomor satu.
g. Nomor tabel atau ilustrasi ditulis dengan angka. Pada daftar tabel atau ilustrasi nomor disusun secara berurutan kebawah (lihat lampiran)
h. Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dari 1 atau 2 kata ditulis penuh dengan huruf. Bilangan yang lebih dengan dua angka ditulis dengan angka.
Persen, tanggal, nomor rumah, nomor telpon, jumlah uang, pecahan desimal dan disertai dengan singkatan selalu ditulis dengan angka, seperti: 5 %, 7 April, Jalan Angrek nomor 7, telepon 741925, Rp.8,00, 0,04, 8m, dan sebagainya.
Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka. Untuk menghindari itu susunan kalimat harus diubah. Kalau terpaksa kalimat itu tidak dapat diubah susunannya, maka angka itu ditulis penuh dengan huruf.
5. Nama Pengarang dalam Daftar Pustaka
a. Daftar pustaka atau bibliografi disusun mulai nama pengarang dan diurutkan mengikuti huruf abjad. Dengan nama pengarang juga dimaksud nama badan, lembga, panitia, dan sebagainya, yang menyusun karanagn itu. Kalau nama pengarang itu tidak ada, yang diambil adalah kata pertama dalam judul itu.
b. Kalau ada dua karangan atau lebih berasal dari seorang pengarang, nama pengarang cukup dicantumkan satu kali, lainnya cukup dignti dengan garis sebanyak tujuh indentasi (ketuk) dari garis margin.
c. Bentuk keteranag dalam daftar pustaka hampir sama dengan catatan kaki.
d. Nama pengarang diketik mulai dari margin kiri bagi yang bertulis Latin dan margin kakan bagi yang bertulis dengan huruf Arab, baris kedua dan seterusnya diketik setelah empat pukulan tik dari garis margin dengan spasi satu
e. Gelar kebangsawaanan dan Akademik dicantuimkan dan diletakkan di bagian nama.
Contoh:
Prof.Dr.Andi Hakim Nasution
Menjadi :
Nasution, Andi Hakim, Prof.Dr.
Nama buku menggunakan kapitalisasi, dengan urutan selanjutnya sama dengan catatan kaki tetapi tidak menggunakan tanda kurung.
f Ada dua sumber pustaka jaraknya dua spasi.
g Daftar pistaka tidak menggunakan nomor urut
6. Transliterasi
Yang dimaksud dengan transliterasi disini ialah trasliterasi dari tulisan huruf Arab ke tulisan Latin. Petunjuk ini diperlukan terutama bagi mereka yang dalam teks karya tulisnya ingi menggunakan beberapa istilah Arab yang belum dianggap sebagai kata bahadsa Indonesia, atau masih terbatas penggunaannya. Istilah dimaksud seperti :
Atau ingin menyebutkan nama lembaga yang menggunakan huruf Arab, seperti:
Atau nama orang tau judul buku yang aslinya ditulis dengan tulisan Arab.
Mengenai trasliterasi ini digunakan sebagai pedoman keputusan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayan RI.
C. Kutipan
Terdapat beberapa prinsip mendasar yang perlu dicermati terkait dengan kutipan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kutipan yang panjangnya kurang tiga baris dimasukkan ke dalam teks dan diberi tanda petik rangkap pada awal dan akhir kutipan.
b. Kutipan yang panjangnya enam baris atau lebih diketik berspasi satu bagi karya tulis yang ditulis dengan huruf latin dan berspasi satu setengah bagai karya tulis yang dengan huruf Arab, dengan mengosongkan empat pukulan tik dari garis margin sebelah kiri bagi karya tulis berhuruf latin dan margin sebelah kanan bagi karya tulis berhuruf Arab.
Contoh :
Yang bertuliskan latin :
Pernyataan ini didukung Zamakhsyari Dhofier dalam makalah ‘Kultur Pesantren dalam Perspektif Masyarakat Modern‘ yang disampaikan dalam pertemuan cendekiawan muslim di Jakarta pada 26–28 Desember 1984 sebagai berikut :
…Kaum intelektual muslim di kota-kota selama ini tenggelam dalam alam pikiran bahwa pondok-pondok pesantren sulit untuk di ajak berdialog dan sulit di ajak maju. Kita selama ini hanya bisa mengkritik bahwa pondok pesantren bersifat tradisional, kolot dan resistant terhadap perubahan. Gerakan-gerakan yang dimunculkan kalangan pesantren baik tahun 1926, tahun 1953 maupun yang terjadi saat ini di Situbondo (tahun 1984) seringkali dianggap sebagai suatu penarikan diri atau selalu bersikap political apathy
Yang berbahasa Arab
Jika dalam kutipan terdapat alinea baru, maka alinea baru itu tetap dimulai setelah tujuh indentasi (ketukan) tik dari garis margin. Apabila perlu menyisipkan sesuatu dalam kutipan, maka dipergunakan tanda kurung besar [ ...... ] . tanda kurung ini biasanya tidak terdapat pada mesin tik dan oleh karena itu haruslah ditulis dengan pena yang bertinta hitam.
c. Kalau dalam kutipan terdapat tanda petik rangkap, maka tanda petik itu harus diubah menjadi tanda petik tunggal.
Contoh :
Dalam Disertasi Abdurrahman Mas’ud, The Pesantren Architects and Their Sosio Relegious Teaching , UCLA, AS, 1997, halaman 32 disebutkan bahwa :
“Traditional” is not necessarily intellectually conservative, as has been proven by the steadfast tradition of the islamic quest, namely the santri thirst for knowledge. The function of Islamic teaching at the hands of the ‘ulama’ shows that the intellectual dynamism in the community remained in essence, uninterrupted, throughout the centuries.
Kutipan menjadi :
Dalam Disertasi Abdurrahman Mas’ud, The Pesantren Architects and Their Sosio Relegious Teaching , UCLA, AS, 1997, halaman 32 disebutkan bahwa :
‘Traditional’ is not necessarily intellectually conservative, as has been proven by the steadfast tradition of the islamic quest, namely the santri thirst for knowledge. The function of Islamic teaching at the hands of the ‘ulama’ shows that the intellectual dynamism in the community remained in essence, uninterrupted, throughout the centuries.
d. Kata-kata yang tidak bergaris dalam sumber aslinya tetapi oleh pengutip diberi garis bawah, maka perlu ditambahkan catatan “diberi garis bawah” dalam kurung besar sesudahnya.
Contoh :
Pada Kutipan Asli:
“Pada tahun 2005, penduduk Kota Samarinda berjumlah 1,2 juta jiwa”
Maka Kutipan itu menjadi :
“Pada tahun 2005, penduduk Kota Samarinda berjumlah 1,2 juta jiwa” (diberi garis bawah).
e. Tiap kutipan diberi nomor pada akhir kutipan. Nomor itu diangkat sedikirt diatas baris biasa (lihat kutipan-kutipan pada contoh)
D. Catatan Kaki
Yang dimaksud dengan catatan kaki disini adalah catatan pada bagian bawah teks yang menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat atau keterangan penyusun mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks. Cara penulisan catatan kaki yang berasal dari berbagai sumber pada dasarnya sama, yaitu secara berurutan : nama pengarang, koma, judul buku, koma, kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit, kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, jilid dan nomor halaman.
Nama buku diketik miring (italic) atau huruf tebal (bold). Halaman disingkat dengan hal., bagi yang bertulisan latin dan dengan ص bagi yang bertulisan Arab ( singkatan dari صفحة )
Nama pengarang ditulis sesuai dengan yang tercantum dalam buku karangannya. Pangkat dan gelar tidak perlu dicantumkan.
Meskipun begitu, ada sedikit perbedaan mengingat sumber-sumber yang bermacam-macam.
1. Dari Buku
Contoh-contohnya :
Jurji Zaydan, Tarikh al Tamaddun al Islami, (Kairo: Dar ul Hilal, 1968), vol. I, hal.. 36-37.
2 Jalaludin Rahmat, Islam Alternatif: Ceramah-Ceramah di Kampus, (Bandung: Mizan, 1997), hal. 65.
Jika pengarang terdiri dari dua orang, maka harus dicantumkan keduanya.
E.L Thorndike and Clarence L. Barnhart, Advanceu Junior Dictionary, (NewYork : Doubleday and Company, Inc., 1965), Hal. 257.
Apabila pengarang suatu buku lebih dari dua orang, hanya disebutkan nama pengarangnya yang pertama dan setelah tanda koma dituliskan et.al (dengan ketikan miring). Singkatn itu merupakan kepanjangan dari et alii (berarti : dengan orang lain), dan untuk kata-kata yang berbahasa Arab digunakan istilah ن و واخر
J.S. Colemen, et.al., E.L Thorndike and Clarence L. Barnhart, Advanceu Junior Dictionary, (NewYork : Doubleday and Company, Inc., 1965), Hal. 257.
Apabila dua sumber atau lebih pengarangnya sama, jika ingin menyebutkan lagi sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama pengarang dan diikuti dengan nama buku yang dimaksud. Disini digunakan istilah op.cit, (dalam bahasa arab المرجع السابع ) atau loc. Cit ( dalam bahasa arab نفس المكان ).
Contoh :
Noeng Muhadjir, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000) , Edisi IV, ,Hal. 17.
2Anton Bekker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), Hal. 61.
3 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Op. Cit., Hal. 6
4 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Raja Grafindo Persada, 1996, Hal. 134.
5Anton Bekker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, Loc. Cit.
Kalau dalam tulisan Arab sebagai berikut :
Singkatan op.cit dan loc. Cit atau نفس المكان ., seperti diatas jika pada halaman yang sama, apabila buku itu berjilid dan yang digunakan lebih dari satu jilid, maka bila ingin lagi menyebut sumber yang terdahulu harus dicantumkan nama pengarang dan nomor jilidnya.
Kumpulan karangan yang dirangkum oleh editor, jika didalamnya tercatat penulisnya, maka yang dicantumkan dalam catatan kaki adalah nama penulis, judul tulisan dengan tanda petik tunggal, koma, dalam, nama editor, dalam kurung ed., nama buku, koma dan seterusnya.
Contoh :
Mahfudz Junaidi, “Konsep Tujuan Pendidikan Dalam Prespektif Al-Our’an”, dalam Isma’il SM, et.al. (editor), Paradigma Pendidikan Islam, (Jogjakarta, Kerjasama Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo - Pustaka Pelajar, 2001), Hal. 196-197.
Jika nama penulis tidak tercantum, maka hanya disebutkan nama editornya ditambah dalam kurung ed.
Contoh :
Alfian (ed.), Segi-segi Sosial Masyarakat Aceh, (Jakarta, LP3ES, 1977), Hal. 129.
Bila dalam sumber yang dikutip tidak tercantum nama pengarangnya, yang dianggap dan dicantumkan sebagai pengarang adalah badan, lembaga, perkumpulan dan sebagainya yang menerbitkannya.
Contoh :
Pemerintah Daerah Samarinda, Badan Amil Zakat, Infaq dan Sadaqah (Bazis), Pokok-pokok Pendayagunaan Zakat Fitrah Produktif, (Samarinda, 2001), Hal. 25.
2. Dari al Qur’an
Untuk kutipan ayat atau ayat-ayat Al Qur’an tidak diperlukan catatan kaki karena nama dan nomor surah serta nomor ayat telah dituliskan pada akhir ayat yang dikutip.
3. Dari Terjemahan al Qur’an atau tafsir, Hadist atau Terjemahannya
Catatan kaki untuk hal-hal ini sama dengan sumber yang berasal dari buku.
4. dari Majalah
Majalah yang bertulis Latin maupun Arab pada prinsifnya sama dengan kutipan yang berasal dari buku. Bedanya, kalau dari majalah, nama judul artikel dituliskan diantara tanda petik rangkap dan nama majalah diberi garis bawah, diikuti volume, koma, nomor, kurung buka, bulan, koma, tahun, kurung tutup, koma, dan nomor halaman.
Contoh :
Richard Thomas, “Menguak Abad Baru Hijrah di Eropa”, Panji Masyarakat, XII, 314 (Pebruari, 1981), Hal. 19.
5. Dari Surat Kabar
Hanya menuliskan judul tulisan atau rublik, surat kabar (diberi garis bawah), tempat terbit dalam kurung, tanggal, dalam tahun terbit, dan diakhiri dengan nomor halamannya.
Contoh :
Rencana Undang-undang Pendidikan Nasional, Kompas, (Jakarta), 5 September 1988, Hal. 4
Kalau kutipan diambil dari artikel dengan nama yang jelas pada suatu surat kabar, catatn kaki dimulai nama pengarang dan judul artikel diapit tanda petik rangkap.
Contoh :
Ridwan Malik,”Pembiayaan Kesehatan di Indonesia”, Kompas (Jakarta), 6 September 1988, Hal. 4
6. Dari karangan yang Tidak diterbitkan
Karangan yang tidak diterbitkan dapat berupa skripsi, tesis, atau desertasi. Cara mengutipnya adalah disebutkan nama pengarangnya, judul karangan yang ditulis diantara tanda petik rangkap, disebut skripsi, tesis atau desertasi, kurung buka, nama tempat penyimpanan, kurung tutup, dan halaman tidak diterbitkan yang disingkat dengan t.d. ( )
7. dari Wawancara
Disebutkan secara berurutab wawancara dengan siapa, identitasnya, tempat, bentuk wawancara,dan tanggal wawancara.
Contoh :
Rahmad Hidayat, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Samarinda, Wawancara Pribadi, Samarinda, 4 Desember 1987.
8. dari Ensiklopedi
Disebutkan nama editornya yang disingkat dengan ed. (diberi garis bawah), nama entrinya ditulis diantara tanda petik rangkap, nama ensiklopedi dan garis bawah, nama tempat dan tahun penerbitan, serta nomor halamannya.
Contoh :
H.A.R.Gibb dan J.H. Kramers, (ed), “Khamr”, Shorter Enciclopedia of Islam, (Leyden : Brill, 1987), Jilid 3, Hal. .234
E. Singkatan-Singkatan
Singkatan-singkatan yang dimaksud diatas ada dua macam, yaitu ada yang biasa digunakan dalam teks dan ada yang khusus digunakan dalam menuliskan catatan kaki.
1. Singkatan yang lazim
Di dalam teks digunakan singkatan-singkatan yang lazim, baik yang bertuliskan latin maupun arab. Pada umumnya, dalam tulisan arab singkatan-singkatan jarang dijumpai, tetapi terkadang kita menemukannya.
Contoh :
Dalam teks bertuliskan latin, kita biasa menemukan singkatan lazim seperti di bawah ini :
Singkatan Kepanjangan dari :
SWT
SAW
As
H
M
S.M.
W
Q.S
m
km
gr
kg
Rp. Subhanahu wata’ aala
Shollallahu a’laihi Wa Sallam
‘Alaihi Wa Sallam
Hijriyah
Masehi
Sebelum Masehi
Wafat
Quran Surah
meter
Kilometer
gram
Kilagram
Rupiah
2. Singkatan Khusus
Yang dimaksud dengan singkatan khusus adalah singkatan yang laz imnya dipakai dalam menuliskan catatan-catatan kaki, karena catatan kaki tidak selalu dituliskan lengkap seperti dalam contoh-contoh di atas, kecuali untuk yang pertama kalinya. Singkatan dimaksud misalnya : ibid, dari ibidum, loc.cit. dari loco citato, op.cit. dari opere citato, et.al dari et alii, ed. Dari editor.
Ada singkatan lain yang dapat digunakan seperti np. dari no place ( ), tanpa tempat (tt), nd. Dari no date, ( ) , tanpa tahun (tth.), n.pb. dari no publisher, ( ), tanpa penerbit (tpn), j. Dari jilid, vpl. Dari volume, dari .
BAGIAN VI
SYARAT, STATUS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN
Dalam penyusunan skripsi, masiswa dibimbing seorang Pembimbing dan Asisten Pembimbing yang memiliki keahlian dan kosentrasi yang sesuai dengan judul penelitian bimbingannya serta mempunyai kopetensi metodologi dan kemampuan subtantif dengan masalah penelitian yang diangkat. Pembimbing dan asisten pembimbing tersebut, di SK kan oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda.
Yang berhak diangkat Pembimbing dan Asisten Pembimbing adalah dosen tetap maupun dosen luar biasa yang memenuhi persyaratan tertentu.
A. Syarat – syarat Pembimbung
1. Pembimbing Skripsi
Pembimbingan skripsi mahasiswa STAIN Samarinda dilakukan oleh seorang pembimbing dan Asisten Pembimbing. Adapun syarat-syarat seorang pembimbing dan asisten pembimbing adalah sebagai berikut :
Syarat Pembimbing I :
a. Memiliki SK yang di terbitkan oileh Ketua Dekolah Tinggi Agama Islam Negeri Smarinda sebagai Pembimbing
b. Memiliki Jabatan Akademik serendah-rendahnya Lektor bagi yang berpendidikan Sarjana (S1)
c. Memiliki Jabatan Akademik Asisten Ahli bagi yang berpendidikan Pasca Sarjana (S2/S3)
d. Memiliki pengalaman menyusun dan membimbing skripsi
Syarat Pembimbing II
a. Memiliki SK yang diterbitkan oleh Ketua Sekolah Tinggi AgamaIslam Negeri (STAIN) Samarinda sebagai asisten Pembimbing
b. Memiliki jabatan akademik Asisten Ahli bagi yang berpendidikan Sarjana (S1)
c. Memiliki kemampuan metodologi dan Teknik penulisan
2. Pembimbing Tesis
Adapun pembimbing tesis adalah dosen yang memenuhi syarat sebagai dosen yang berpangkat profesor, dosen berpangkat serendah-rendahnya lektor madya tetapi berijazah magister atau doktor dengan pangkat serendah-rendahnya asisten ahli.
3. Pembimbing Disertasi
Syarat pembimbing Disertasi adalah minimal doktor berpangkat lektor ke atas.
B. Jumlah Pembimbing
Jumlah pembimbing skripsi, tesis dan disertasi masing-masing dua orang. Mereka adalah pembimbing dan Asisten pembimbing Pembimbing membimbing materi dan Asisten pembimbing membimbing teknik penulisan dan bahasa.
C. Status Pembimbing
Pembimbing karya tulis mempunyai status sebagai berikut :
1. sebagai pemegang otoritas tertinggi untuk menyatakan sahnya karya tulis.
2. Tanda tangan pembimbing merupakan bukti bahwa penyusunan karya tulis sudah mendapatkan bimbingan sesuai prosedur.
D. Wewenang Pembimbing
Pembimbing karya tulis mempunyai wewenang sebagai berikut :
1. Ikut serta mempertimbangkan topik yang diusulkan penulis karya tulis
2. mengembalikan tugas bimbingan ke jurusan atau fakultas jika terjadi hal-hal yang menyebabkan tidak dapat terlaksananya bimbingan.
3. Dapat mengusulkan tambahan pembimbing jika masalah yang dibahas dalam karya tulis menyangkut juga bidang diluar keahliannya (kecuali tesis dan disertasi).
4. menjadi anggota panitia sidang ujian karya tulis.
E. Kewajiban Pembimbing
Pembimbing karya tulis berkewajiban :
1. memberikan bimbingan kepada mahasiswa penulis karya tulis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. mencatat tanggal dan bentuk konsultasi bimbingan dalam formulir yang disediakan setiap kali melakukan bimbingan, minimal 10 kali bimbingan.
3. memberikan nilai terhadap karya tulis yang telah dibimbingnya.
4. bertindak sebagai penguji dalam sidang munaqasah/ promosi.
F. Tugas Pembimbing I dan dan Pembimbing II
Untuk menghindari perbedaan persepsi pembimbing dan Asisten Pembimbing dalam melaksanakan tugasnya, maka Pembimbing dan Assisten Pembimbing memiliki tugas yang berbeda.
Tugas Pembimbing I
a. Menyerahkan mahasiswas bimbingannya dalam seminar proposal
b. Berhak menyatakan lulus atau tidak lulus dalam seminar proposal bagi mahasiswa yang tidak layak lulus
c. Memberikan bimbingan maksimal 5 (lima) kali untuk satu orang mahasiswa
d. Mengarahkan Mengoreksi dan membimbing skripsi mahasiswa minimal meliputi isi, tiori dan substansi penelitian.
e. Memberikan penilaian kepada mahasiswa bimbingannya
Tugas Pembimbing II
a. Mengarahkan mahasiswa bimbingannya dalam seminar proposal
b. Memberikan bimbingan minimal 10 (sepuluh) kali untuk satu orang mahasiswa, dibuktikan dengan kartu konsultasi kecuali bagi mahasiswa yang dianggap mampu menurut pembimbing dan Asisten pembimbing.
c. Mengarahkan, mengoreksi dan membimbing skripsi mahasiswa minimal meliputi metodologi penelitian, bahasa, tata letak dan sebagaimana yang berkaitan dengan sistem dan teknis penulisan karya ilmaiah
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Contoh halaman sampul dan halaman judul (dengan huruf Latin)
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PESANTREN
(Studi di Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin Kabupaten Dunia Akherat)
Oleh :
NAMA : ABDURRAHMAN WAHID
NIM : 00.0111.0001
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SAMARINDA
2005
2. Contoh halaman sampul dan halaman judul (dengan huruf Arab)
3. Contoh halaman persetujuan pembimbing (dengan huruf Latin)
HALAMAN PERSETUJUAN
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PESANTREN
(Studi di Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin Kabupaten Dunia Akherat)
NAMA : ABDURRAHMAN WAHID
NIM : 00.0111.0001
Telah dibimbing dan disetujui untuk dimunaqasahkan di Depan Penguji Jurusan Tarbiyah Sekaloh Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda.
Samarinda, 10 Agustus 2005
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Likulli Zaman, MA Drs. Muhammad Abduh, M.Ag. NIP. 150. 111. 105 NIP. 150 112. 104
Mengetahui,
Ketua Jurusan Tarbiyah
STAIN Samarinda
Dra. Hj. Noor Thaibah, M.Ag.
NIP. 150 245 648
4. Contoh halaman persetujuan pembimbing (dengan huruf Arab)
5. Contoh halaman pengesahan (dengan huruuf Latin)
HALAMAN PENGESAHAN
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PESANTREN
(Studi di Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin Kabupaten Dunia Akherat)
NAMA : ABDURRAHMAN WAHID
NIM : 00.0111.0001
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) pada jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda
Pada Tanggal 25 Agustus 2005
SUSUNAN TIM PENGUJI
Drs.H.M. Said Husin, MA (ketua Tim) ...............................
Prof. Dr. H.A. Fahmy Arief, MA (Penguji Utama) ...............................
Zurqoni, M.Ag (Penguji I) ...............................
Wahdanunnisa, M.Ag. (Penguji II) ..............................
Ahmad Muthohar, S.Pd.I (sekretaris) .. ............................
Samarinda, 25 Agustsus 2005
Ketua STAIN Samarinda
Prof. Dr. H.A. Fahmy Arief, MA
NIP. 150 198 185
(pengesahan wajib distempel lembaga).
6. Contoh halaman pengesahan (dengan huruf Arab)
. Contoh daftar isi (dengan huruf Latin)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv
MOTTO ................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... ix
DAFTAR ILUSTRASI/GAMBAR ....................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
B. Latar Belakang Masalah ..................................... 1
C. Rumusan Masalah .............................................. 8
D. Definisi Operasional ........................................... 9
E. Alasan Pemilihan Judul ..................................... 12
F. Tujuan Penelitian ................................................ 15
G. Kegunaan Penelitian ........................................... 16
H. Telaah Pustaka .................................................... 17
I. Metodologi Penelitian ....................................... 23
J. Sistematika Penulisan ......................................... 28
BAB II : PESANTREN DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULIM
A. Pengertian Pesantren ......................................... 30
B. Sistem Pendidikan Pesantren ............................ 36
C. Pengertian Kurikulum ...................................... 58
D. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum .. 65
E. Gambaran Kurikulum Pondok Pesantren ..... 75
F. Faktor-faktor Pengembangan Kurikulum
Pesantren ............................................................. 81
BAB III : GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN RABB AL ‘ALAMIN KABUPATEN DUNIA AKHERAT
A. Sejarah Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin .... 83
B. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin ................................................... 88
C. Gambaran Kurikulum Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin .................................................... 97
BAB IV : MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PESANTREN RABB AL ‘ALAMIN KABUPATEN DUNIA AKHERAT
A. Model Pengembangan Kurikulum
Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin;
sebuah cita-cita luhur ....................................... 101
B. Aspek-aspek Pengembangan Kurikulum
Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin ................ 120
C. Strategi Pengembangan Kurikulum
Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin ................ 134
D. Faktor-Faktor Pengembangan Kurikulum
Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin ............... 150
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................ 152
B. Saran .....................................................................154
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 156
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. 158
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 160
8. Contoh daftar isi (dengan huruf Arab)
9. Contoh daftar tabel
1. Jawaban Responden tentang peran Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin dalam menentukan Kurikulum .................. 161
2. Jawaban Responden tentang Metode Pembelajaran
di Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin .................................... 162
3. Jawaban Responden tentang Kesesuaian materi yang
diajarkan dengan Kurikulum Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin .......................................................................... 163
4. Jawaban Responden tentang evaluasi pembelajaran
di Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin .................................... 164
5. Jawaban Responden tentang Usaha-usaha dalam
melaksanakan Kurikulum di Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin...........................................................................166
6. Jawaban Responden tentang Materi, metode, waktu,
dan Kondisi yang merupakan Faktor penentu
Keberhasilan Kurikulum Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin ...........................................................................167
7. Jawaban Responden tentang Peran Kyai
dalam dalam pelaksanaan Kurikulum Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin .......................................................................... 168
8. Jawaban Responden tentang aktivitas Santri
dan Pengaruhnya terhadap Keberhasilan Prestasi
Belajar di Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin ....................... 169
9. Jawaban Responden tentang Ketersediaan kitab/Buku
dan Pengaruhnya dalam menentukan Keberhasilan
Prestasi Belajar Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin ..........................................................................170
10. Jawaban Responden tentang Kecenderungan Santri
dalam memilih mata Pelajaran di Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin ...........................................................................171
11. Jawaban Responden tentang Kecenderungan Santri
12. dalam memilih model pembejaran formal dan non formal
13. dalam Kurikulum Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin .........173
10. Contoh daftar ilustrasi
4. Daftar Data Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin ................... 174
5. Daftar Struktur Organisasi Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin............................................................................175
6. Daftar Komposisi Kitab Pondok Pesantren
Rabb al ‘Alamin ...........................................................................176
7. Program Kerja Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin ...............178
8. Keadaan Pengasuh Pondok Pesantren Rabb al ‘Alamin .......179
11. Contoh daftar pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Imron, Kepemipinan Kyai; Kasus Pondok Pesantren Tebu Ireng, Kalimah Syahadat Press Cet, Malang 1993.
Azizy, A. Qodry, Implementasi Pendidikan Berbasis Pada Kebutuhan Masyarakat; Melongok Sistem Pesantren, Makalah (tidak diterbitkan), WRI IAIN Walisongo tanggal 23 November 2002.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, Logos, 1999.
Bawani, Imam, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, Studi tentang Daya Pesantren Tradisional, Al-Ikhlas, Surabaya, 1992.
Bekker, Anton, Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1990.
Bruinessen, Martin Van, Kitab Kuning: Pesantren, Tarekat dan Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia, Mizan, Bandung, 1995.
Daulay, Haidar Putra, Historisitas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2000.
Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren; Studi tentang Pendangan Kyai, LP3ES, Jakarta 1982.
______, Kultur Pesantren Prespektif Masyarakat Modern, Islam dalam Perkembangan Bangsa, PLPM, Jakarta, 1987.
Freire, Paulo, Pendidikan yang Membebaskan, Melibas, Jakarta, 2000.
Geertz, Clifford, Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Pustaka Jaya, Jakarta, 1981.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987.
Hasan, Karnadi “Konsep Pendidikan Jawa”, dalam Jurnal Dinamika Islam dan Budaya Jawa, No 3 tahun 2000, Pusat Pengkajian Islam Strategis, IAIN Walisongo Semarang, 2000.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah dan Perkembangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995.
Ida, Laode, ‘Pergulatan Gerakan dan Identitas NU’ dalam Jurnal Ulumul Qur’an edisi no. 5, Vol. VI, 1996.
Isma’il, SM, (editor), Dinamika Pesantren dan Madrasah, Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo-Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002.
Madjid, Nurcholish, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, Paramadina, Jakarta, 1997.
Mahfud, Sahal , Pesantren Mencari Makna, Pustaka Ciganjur, Jakarta, 1999.
Mas’ud, Abdurrahman, , The Pesantren Architects and Their Sosio Relegious Teaching , disertasi, UCLA, AS, 1997
Mas’ud, Abdurrahman, Why the Pesantren as Center for Islamic Studies Remains Unique and Stronger in Indonesia, makalah Seminar Internasional, Prince of Songkla University Pattani, tanggal 25-28 Juni 1998.
Mastuhu , Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, Logos, Jakarta, 1999.
______, “Gaya dan Suksesi Kepemimpinan Pesantren”, dalam Jurnal Ulumul Qur’an, No. 7 Vol II tahun 1990/1411 H, 68.
______, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, INIS, Jakarta, 1994.
Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi IV, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000.
Prasodjo, Soedjoko et.al., Profil Pesantren, LP3ES, Jakarta, 1973.
Raharjo, M. Dawam, Pergumulan Dunia Pesantren, P3M, Jakarta, 1985.
Rasyid, Daud, Islam dalam Berbagai Dimensi, Gema Insani Press, Jakarta, 1998
Steenbrink, Karel A., Pesantren Madrasah dan Sekolah, Cet. II, LP3ES, Jakarta, 1994.
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, Raja Grafindo Persada, 1996.
Usman, Marzuki et.al, Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, Pustaka Hidayah, Bandung, 1999.
Wahid, Abdurrahman, Bunga Rampai Pesantren, Dharma Bhakti, Jakarta, 1399 H.
______, “Pesantren Sebagai Sub Kultur”, dalam M. Dawam Raharjo (editor), Pesantren dan Pembaharuan, LP3ES, Jakarta, 1995.
______, “Principles the Pesantren Education”, dalam Manfred Oepen and Wolfgang Karcher (eds.), The Impact of Pesantren, P3M, Jakarta, 1998.
______, Menggerakkan Tradisi Pesantren: Esai-esai Pesantren, LKiS, Yogyakarta, 2001.
Wahjoetmo, Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan, Gema Insani Press, Jakarta, 1887.
Ziemek, Manfred, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, P3M, Jakarta, 1986.
Peter L. Berger, Humanisme Sosiologi, Inti Sarana Aksara, Jakarta, 1985,