Refleksi


MEMAKNAI HARI PENDIDIKAN NASIONAL
(KHUTBAH JUMAT-2012)
اْلحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ َانفسنا ومن سيات اعمالنا من يهدالله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له :اشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله: اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه والتابعين وسلم تسليما كثيرا
اما بعد فيا ايهاالحاضرون اوصيكم ونفسى بتقوى الله  وطاعته لعلكم تفلحون: قال الله تعالى وهو اصدق القائلين اعوذ بالله من الشيطان الرجيم يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون وقال تعالى : وليخش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قولا سديدا 

Kaum muslimin rahimakumullah
Pertama kali saya mengajak kepada diri saya sendiri dan juga kepada para jamaah Jumat, mari kita bersama-sama lebih meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah swt. agar kita memperoleh keselamatan hidup di dunia dan akhirat.
Mari kita bersama-sama berusaha menjadi muslim yang selalu taat dan patuh kepada perintah Allah dan rasul-Nya dengan menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan supaya menjadi hamba Allah yang terbaik.


Kaum muslimin rahimakumullah
Beberapa hari yang lalu Hari tepatnya pada tanggal 2 Mei kita telah memperingati Hari Pendidikan Nasional. Sebuah hari yang menuntut kita untuk kembali merenungkan tentang makna pendidikan dan realitas pendidikan di negeri kita tercinta ini. Allh Swt. berfirman yang terjemahnya sebagai berikut:
 “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”  (QS: An-Nisa ayat  9)
Ayat ini menggambarkan pentingnya pendidikan untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia ke depan agar menjadi generasi yang kuat, sejahtera lahir dan batin dalam bingkai iman dan taqwa kepada Allah swt.
Dunia pendidikan sejauh ini masih tetap dipercaya sebagai agen perubahan dan kemajuan. Jika suatu bangsa ingin maju, maka bangsa itu harus meningkatkan kualitas pendidikan warga negaranya. Sebaliknya jika kualitas dunia pendidikan dibiarkan dalam kondisi yang rendah, berarti bangsa itu telah berani mengambil risiko membiarkan masa depan bangsanya suram. Hal yang demikian menunjukkan bahwa bangsa itu telah mengabaikan peringatan Allah sebagaimana dalam firman-Nya tersebut. Hal inilah sebenarnya yang sedang melanda bangsa kita tercinta.
Jika melihat realitas pendidikan di Indonesia, bahwa Menurut lembaga UNDP, peringkat pendidikan Indonesia merosot drastis. berkaitan dengan merosotnya peringkat Index Pembangunan Manusia, dari peringkat 111 pada tahun 2010 melorot jadi peringkat 124 pada tahun 2011. Penurunan peringkat Indonesia dalam indeks pembangunan pendidikan untuk semua (Education for All) tahun 2011, salah satunya disebabkan tingginya angka putus sekolah di jenjang sekolah dasar. Sebanyak 527.850 anak atau 1,7 persen dari 31,05 juta anak SD putus sekolah setiap tahunnya. Hal ini  dapat dibuktikan dengan melihat di antaranya maraknya anak-anak usia sekolah yang berkeliaran di jalan-jalan. Di setiap lampu merah kita menyaksikan banyak anak-anak yang menjadi pengamen, penjual koran, mengemis, menjadi pemulung. Yang membuat miris adalah ini dijadikan profesi tetap dan mereka diakomodir oleh sekelompok orang atau orang tua mereka sendiri. Kalau hal ini dibiarkan, maka akan jadi apa generasi penerus bangsa kita, yang akan terjadi adalah mental anak-anak kita akan terbentuk menjadi mental pengemis. Bukankah kita diingatkan masa anak anak merupakan tahapan penting dalam pembentukan dasar – dasar kepribadian di kemudian hari. Masa untuk berkreatifitas secara konkret, di mana anak-anak mengembangkan kemampuan menganalisis dan mengelola pola relasi sosial dalam hubungannya dengan kemampuan memecahkan berbagai jenis masalah yang dihadapi. Kemampuan tersebut akan berguna bagi hidupnya di kemudian hari. Jika kita kembali merenungkan dari ayat Al-Quran Surat al Mujadalah ayat 11, bahwa salah satu yang akan diangkat derajadnya oleh Allah adalah orang berilmu, maka tidak heran kalau bangsa-bangsa Eropa dan beberapa bangsa Asia mereka lebih maju dan berkembang, tentu saja karena ilmu pengetahuan yang mereka kuasai dan kembangkan. Sementara negara-negara muslim tertinggal karena keterbelakangan ilmu.
Inilah yang menjadi tugas kita bersama, untuk memberikan berbagai bentuk bantuan dan motivasi. Mari kita tengok orang-orang di sekitar kita, keluarga, tetangga, handai tolan, yang mungkin anak-anak mereka mengalami putus sekolah, mari kita sisihkan sebagian dari pengahasilan kita, atau harta kita untuk membantu pendidikan mereka, hal ini tentunya akan menjadi amal jariyah bagi kita. Mari kita bangun kesadaran diri kita dan orang-orang sekitar kita bahwa pendidikan sangat penting dan akan menjadi bekal untuk anak-anak kita di masa mendatang.